Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
1.
Sejarah Keperawatan Jiwa
Zaman dahulu ada suatu keyakinan bahwa setiap penyakit
menunjukkan ketidak senangan dewa dan merupakan hukuman atas dosa dan
perbuatan yang salah. Penderita gangguan jiwa dipandang baik atau jahat sesuai
dengan perilakunya. Individu yang baik disembah dan dipuja, sedangkan individu
yang jahat diasingkan, dihukum dan kadang kala dibakar ditiang pembakaran.
Setelah itu Aristoteles(382-322 SM) mencoba
menghubungkan gangguan jiwa dengan gangguan fisik dan mengembangkan teorinya
bahwa emosi dikendalikan oleh jumlah darah,air , empedu kuning dan hitam dalam
tubuh. Keempat zat tersebut berhubungan dengan emosi gembira,tenang,marah dan
sedih. Ketidakseimbangan cairan tersebut diyakini dapat menyebabkan gangguan
jiwa sehingga terapi dinyatakan sebagai rumah sakit untuk penderita gangguan
jiwa,yang merupakan rumah sakit pertama jenis ini. Pada tahun 1775 pengunjung
di institusi tersebut dibebankan biaya untuk dapat melihat dan mengejek
penghuninya, yang dipandang sebagai hewan ,mahklik yang lebih rendah dari
manusia (Mc.Millan,1997). Selama periode yang sama dikoloni-koloni amerika
serikat ,periode berikunya penderita gangguan jiwa dianggap jahat atau
kerasukan setan dan dihukum. Tindakan memfitnah dilakukan dan individu yang
bersalah dibakar ditiang pembakaran.
Periode
pencerahan dan pendirian istitusi jiwa
Pada tahun 1970-an , periode pencerahan mulai memperhatikan
gangguan jiwa . pendirian asil (rumah sakit jiwa) dilakukan oleh Philippe Pinel
di Prancis dan Wiliem Tukes di Inggris. Konsep asil sebagai tempat perlindungan
yang aman atau tempat yang memberiakan perlindungan dibuat oleh dua pria ini di
institusi tempat individu dicambuk, dipukul dan dibiarkan lapar hanya karena
mereka mengalami gangguan jiwa (Gollaher,1995). Gerakan ini mulai melakukan
terapi moral pada penderita jiwa. Di Amerika Serikat Dorothea Dix (1802-1887)
mulai melakukan gerakan reformasi terpi gangguan jiwa setelah berkunjung ke
institusi Tukes di Inggris. Ia membantu dalam membuka 32 rumah sakit pemerintah
yang menawarkan asil kepada para penderita. Dix yakin bahwa masyarakat memiliki
kewajiban terhadap gangguan jiwa dan memberikan pemukiman yang layak , makanan
bergizi dan pakaian yang nyaman.
Sigmund
Freud dan terapi gangguan jiwa
Periode
studi dan terapi ilmiah gangguan jiwa dimulai oleh Sigmund Freud (1856-1939)
bersama yang lain seperti Emil Kraepelin (1856-1939), study psikiatri diagnosis
dan terapi gangguan jiwa dimulai dengan sungguh-sungguh. Kraepelin mulai
mengklasifikasikan gangguan jiwa sesuai dengan gejala dan Bleuler menggunakan
istilah “skizofrenia”. Freud menantang masyrakat manusia untuk memandang
manusia secara obyektif dan mempelajari fikiran , gangguan fikiran dan terapi
seperti yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Banyak ahli teori mengikuti apa
yang dilakukan Freud.
Gangguan
jiwa pada abad ke 21
Departement
of Health and Human Services (1999), memperkirakan 51 juta penduduka Amerika dapat
didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah tersebut 6,5 jutamengalami
disability akibat gangguan jiwa yang berat dan 4 juta jiwa diantaranya adalah
anak-anak dan remaja. Pada tahun 1993, Access to Community Care and Efective
Services and Support (ACCESS) dibentuk dan didanai oleh pemerintah federal
untuk mulaimmemenuhi kebutuhan penderita gangguan jiwa yang juga tunawisma ,
baik secara purnamaupun paruh waktu. Tujuan ACCESS ialah meningkatkan akses ke
pelayanan komprehensif melalui rangkaian perawatan , mengurangi duplikasi dan
biaya pelayanan dan meningkatkan efisiensi pelayanan (Radolph et al,1997).
Program seperti ini memberi pelayana kepada individu yang tidak akan
mendapatkan pelayanan jika keadaan yang terjadi sebaliknya.
Falsafah
keperawatan jiwa
Individu memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu
dihargai. Tujuan individu meliputi tumbuh,sehat,otonomi dan aktualisasi diri.
Masing-masing individu tersebut berpotensi untuk berubah, karena kita tahu
bahwa manusia adalah mahkluk holistik yang mempunyai kebutuhan dasar yang sama.
Semua individu perilakunya bermakna, perilaku individu tersebut meliputi :
persepsi,pikiran,perasaan dan tindakan.
2.
Pengertian keperawatan jiwa
Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang
berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi.
Keperawatan jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yang
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa
merupakan “proses dimana perawat membantu individu atau kelompok dalam
mengembangkan konsep diri yang positif , meningkatkan pola hubungan antar
pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di masyarakat.”
Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental adalah “ proses
interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh
pada fungsi integrasi. Pasien tersebut bisa individu,
keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area praktik keperawatan
mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.”
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut Yahoda, kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.
3.
Model-model Praktek Keperawatan Jiwa
A.
Model Psikoanalisa
1.
Konsep
Merupakan
model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa
penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada anak.
Setiap fase perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai.
Gejala yang nampak merupakan simbul dari konflik.
2.
Proses terapi
a.
Memakan waktu yang lama
b.
Menggunakan tehnik asosiasi bebas
dan analisa mimpi” menginterpretasikan perilaku, mengguakan transferens untuk
memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.
3.
Peran pasien dan terapis
a.
Pasien : mengungkapkan semua pikiran
dan mimpi
b.
Terapis : mengupayakan perkembangan
transferens menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan
konflik.
B.
Model Interpersonal
1.
Konsep
Model
ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Peplau mengembangkan
teori interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang
dari hubungan interpersonal.
Menurut
Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya ,
maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses intrepersonal perawat klien
dan masalh kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Dalam
proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
a.
Orientasi
Perawat
klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data
b.
Identivikasi
Perawat
memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep
c.
Eksplorasi
Perawat
memberi gambaran kondisi klien
d.
Resolusi
Perawat
memandirikan klien
2.
Proses terapi
a.
Mengeksplorasi proses perkembangan
b.
mengoreksi pengalaman interpersonal
c.
reduksi
d.
mengembangkan hubungan saling
percaya
3.
peran pasien dengan terapis
a.
pasien : menceritakan ansietas dan perasaan
b.
terapis : menjalin hubungan akrab
dengan pasien dengan menggunakan empati dan menggunakan hubungan sebagai suatu
pengalaman interpersonal korektif.
C.
Model Social
1.
Konsep
Menurut
Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini mengemukakan
pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan
menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang menimbulkan gejala perilaku
menyimpang.
2.
Proses terapi
a.
Pencegahan primer
b.
Manipulasi lingkungan
c.
Intervensi krisis
3.
Peran pasien dan terapis
a.
Pasien : secara aktif menyampaikan
masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk menyelesaikan masalahnya
b.
Terapis :
1.
Menggali sistem sosial pasien
2.
Membantu pasien menggali sumber yang
tersedia
3.
Menciptakan sumber baru
D.
Model Eksistensi
1.
Konsep
Teori
mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan
dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dan lingkungan dapat terjadi
karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa
,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mnecegah partisipasi dan penghargaan
pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan
nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya.
2.
Proses terapi
a.
Rational emotive therapy
Konfrontasi
digunakan untuk bertanggung jawabtrehadap perilakunya. Klien didorong menerima
dirinya sebagai mana adanya bukan karena apa yang dilakukan.
b.
Terapi logo
Terapi
orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa arti
berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.
c.
Terapi realitas
Klien
dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien
didasarkan akan alternatif yang tersedia
3.
Peran pasien perawat
a.
Pasien : bertanggung jawab terhadap
perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari
tentang dirinya yang sebenarnya
b.
Terapis :
1.
Membantu pasien untuk mengenali diri
2.
Mengklarifikasi realita dari suatu
situasi
3.
Mengenali pasien tentangperasaan
tulus
4.
Memperluas kesadaran diri pasien
E.
Model Komunikasi
1.
Konsep
Teori
ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak
dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat
pula tersampaikanmungkin tidak selaras.
Fase
komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.
2.
Proses terapi
a.
Memberi umpan balik dan klarifikasi
masalah
b.
Memberi penguatan untuk komunikasi
yang efektif
c.
Memberi alternatif kolektif untuk
komunikasi yang tidak efektif
d.
Melakukan analisa proses interaksi
3.
Peran pasien terapis
a.
Pasien : memperhatikan pola
komunikasi , bermain peran,bekerja untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri
, memvalidasi peran dari oarang lain.
b.
Terapis : menginterpretasikan pola
komunikasi kepada pasien dan mengajarklan prinsip komunikasi yang baik.
F.
Model Perilaku
1.
Konsep
Dikembanhkan
oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini bahwa perubahan
perilaku akan merubah koognitif dan avektif.
2.
Proses terapi
a.
Desenlisasi / pengalihan
b.
Teknik relaksasi
c.
Asertif training
d.
Reforcemen/memberikan penghargaan
e.
Self regulation/mengamati perilaku
klien : self standar ketrampilan,self observasi , self evaluasi , self
reforcemen.
3.
Peran pasien dan terapis
a.
Pasien :
1.
Mempraktikkan teknik perilaku yang
digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah
2.
Penggalakan latihan
b.
Terapis :
1.
Mengajarkan kepada klien tentang
pendekatan perilaku
2.
Membantu mengembangkan hirarki
perilaku
3.
Menguatkan perilaku yang diinginkan
G.
Model Medikal
1.
Konsep
Penyimpangan
perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa depresi dan
skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu
masalh biokimia . faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagai faktor
pencetus.
2.
Proses terapi
a.
Pengobatan : jangka panjang , jangka
pendek
b.
Terapi suportif
c.
Insight oriented terapi yaitu
belajar metode mengatasi stressor
3.
Peran pasien dan terapis
a.
Pasien : pasien mempraktekkan
regimen terapi dan melaporkan efek terapi
b.
Terapis :
1.
Mengguanakan kombinasi terapi
somatik dan interpersonal
2.
Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ
3.
Menentukan pendekatan terapeutis
Inti Model Medikal
Medikal
Penyebab
Penyakit
Masalah kesehatan
Pengobatan
H.
Model Keperawatan
1.
Konsep
Teori
ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap
masalah kesehatan yang actual dan potensial denagan model pendekatan
berdasarkan teori sistem , teori perkembangan , teori interaksi , pendekatan
holistik dan teori keperawatan. Fokus pada :
a.
Rentang sehat sakit
b.
Teori dasar keperawatan
c.
Tindakan keperawatan
d.
Hasil tindakan
2.
Proses terapi
a.
Proses keperawatan
b.
Terapi keperawatan : terapi
modalitas
3.
Peran pasien dan terapis
a.
Pasien : mengemukakan masalah
b.
Terapis : memfasilitasi dan membantu
menyelesaikan
Inti Model Medikal 1
KEPERAWATAN
VULNERBILITI
(individu yang mudah mengalami gangguan)
RESIKO
RESPON MANUSIA
ASKEP
Makalah Keperawatan Jiwa
“ KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar