Salam sukses Andi' Arham

selamat datang para kaum intelektual muda keperawatan, salam sukses slalu!!! semoga askep-askep saya ini dapat membantu kawan-kawan dalam penyelesaian tugas, makalah dan sebagainya, jangan lupa komentar dan sarannya, karna 2 hal tersebut adalah suatu penghargaaa yang sangat besar bagi saya. .. selengkapnya tentang saya [KLIK DISINI]

Jumat, 06 Juli 2012

KEPERAWATAN JIWA


Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
1.      Sejarah Keperawatan Jiwa
Zaman dahulu ada suatu keyakinan bahwa setiap penyakit menunjukkan ketidak senangan dewa dan merupakan hukuman atas  dosa dan perbuatan yang salah. Penderita gangguan jiwa dipandang baik atau jahat sesuai dengan perilakunya. Individu yang baik disembah dan dipuja, sedangkan individu yang jahat diasingkan, dihukum dan kadang kala dibakar ditiang pembakaran.
Setelah itu Aristoteles(382-322 SM) mencoba menghubungkan gangguan jiwa dengan gangguan fisik dan mengembangkan teorinya bahwa emosi dikendalikan oleh jumlah darah,air , empedu kuning dan hitam dalam tubuh. Keempat zat tersebut berhubungan dengan emosi gembira,tenang,marah dan sedih. Ketidakseimbangan cairan tersebut diyakini dapat menyebabkan gangguan jiwa sehingga terapi dinyatakan sebagai rumah sakit untuk penderita gangguan jiwa,yang merupakan rumah sakit pertama jenis ini. Pada tahun 1775 pengunjung di institusi tersebut dibebankan biaya untuk dapat melihat dan mengejek penghuninya, yang dipandang sebagai hewan ,mahklik yang lebih rendah dari manusia (Mc.Millan,1997). Selama periode yang sama dikoloni-koloni amerika serikat ,periode berikunya penderita gangguan jiwa dianggap jahat atau kerasukan setan dan dihukum. Tindakan memfitnah dilakukan dan individu yang bersalah dibakar ditiang pembakaran.

Periode pencerahan dan pendirian istitusi jiwa
Pada tahun 1970-an , periode pencerahan mulai memperhatikan gangguan jiwa . pendirian asil (rumah sakit jiwa) dilakukan oleh Philippe Pinel di Prancis dan Wiliem Tukes di Inggris. Konsep asil sebagai tempat perlindungan yang aman atau tempat yang memberiakan perlindungan dibuat oleh dua pria ini di institusi tempat individu dicambuk, dipukul dan dibiarkan lapar hanya karena mereka mengalami gangguan jiwa (Gollaher,1995). Gerakan ini mulai melakukan terapi moral pada penderita jiwa. Di Amerika Serikat Dorothea Dix (1802-1887) mulai melakukan gerakan reformasi terpi gangguan jiwa setelah berkunjung ke institusi Tukes di Inggris. Ia membantu dalam membuka 32 rumah sakit pemerintah yang menawarkan asil kepada para penderita. Dix yakin bahwa masyarakat memiliki kewajiban terhadap gangguan jiwa dan memberikan pemukiman yang layak , makanan bergizi dan pakaian yang nyaman.

Sigmund Freud dan terapi gangguan jiwa
Periode studi dan terapi ilmiah gangguan jiwa dimulai oleh Sigmund Freud (1856-1939) bersama yang lain seperti Emil Kraepelin (1856-1939), study psikiatri diagnosis dan terapi gangguan jiwa dimulai dengan sungguh-sungguh. Kraepelin mulai mengklasifikasikan gangguan jiwa sesuai dengan gejala dan Bleuler menggunakan istilah “skizofrenia”. Freud menantang masyrakat manusia untuk memandang manusia secara obyektif dan mempelajari fikiran , gangguan fikiran dan terapi seperti yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Banyak ahli teori mengikuti apa yang dilakukan Freud.

Gangguan jiwa pada abad ke 21
Departement of Health and Human Services (1999), memperkirakan 51 juta penduduka Amerika dapat didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah tersebut 6,5 jutamengalami disability akibat gangguan jiwa yang berat dan 4 juta jiwa diantaranya adalah anak-anak dan remaja. Pada tahun 1993, Access to Community Care and Efective Services and Support (ACCESS) dibentuk dan didanai oleh pemerintah federal untuk mulaimmemenuhi kebutuhan penderita gangguan jiwa yang juga tunawisma , baik secara purnamaupun paruh waktu. Tujuan ACCESS ialah meningkatkan akses ke pelayanan komprehensif melalui rangkaian perawatan , mengurangi duplikasi dan biaya pelayanan dan meningkatkan efisiensi pelayanan (Radolph et al,1997). Program seperti ini memberi pelayana kepada individu yang tidak akan mendapatkan pelayanan jika keadaan yang terjadi sebaliknya.

Falsafah keperawatan jiwa
     Individu memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu dihargai. Tujuan individu meliputi tumbuh,sehat,otonomi dan aktualisasi diri. Masing-masing individu tersebut berpotensi untuk berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah mahkluk holistik yang mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Semua individu perilakunya bermakna, perilaku individu tersebut meliputi : persepsi,pikiran,perasaan dan tindakan.

2.      Pengertian keperawatan jiwa
Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa merupakan “proses dimana perawat membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif , meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di masyarakat.”
Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental adalah “ proses interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien tersebut bisa individu, keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area praktik keperawatan mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.”


    Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut Yahoda, kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.

3.      Model-model Praktek Keperawatan Jiwa
A.    Model Psikoanalisa
1.      Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak merupakan simbul dari konflik.

2.      Proses terapi
a.       Memakan waktu yang lama
b.      Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi” menginterpretasikan perilaku, mengguakan transferens untuk memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
b.      Terapis : mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya dengan konflik.

B.     Model Interpersonal
1.      Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya , maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalh kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
a.      Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data
b.      Identivikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep
c.       Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
d.      Resolusi
Perawat memandirikan klien

2.      Proses terapi
a.       Mengeksplorasi proses perkembangan
b.      mengoreksi pengalaman interpersonal
c.       reduksi 
d.      mengembangkan hubungan saling percaya

3.      peran pasien dengan terapis
a.       pasien : menceritakan ansietas dan perasaan
b.      terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif.

C.    Model Social
1.      Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.

2.      Proses terapi
a.       Pencegahan primer
b.      Manipulasi lingkungan
c.       Intervensi krisis
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk menyelesaikan masalahnya
b.      Terapis :
1.      Menggali sistem sosial pasien
2.      Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
3.      Menciptakan sumber baru




D.    Model Eksistensi
1.      Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu merasa putus asa ,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mnecegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya.

2.       Proses terapi
a.       Rational emotive therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawabtrehadap perilakunya. Klien didorong menerima dirinya sebagai mana adanya bukan karena apa yang dilakukan.
b.      Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.
c.       Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia


3.      Peran pasien perawat
a.       Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
b.      Terapis :
1.      Membantu pasien untuk mengenali diri
2.      Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
3.      Mengenali pasien tentangperasaan tulus
4.      Memperluas kesadaran diri pasien

E.     Model Komunikasi
1.      Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras.
Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.

2.      Proses terapi
a.       Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
b.      Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
c.       Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
d.      Melakukan analisa proses interaksi
3.      Peran pasien terapis
a.       Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.
b.      Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan prinsip komunikasi yang baik.

F.     Model Perilaku
1.      Konsep
Dikembanhkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan avektif.
2.      Proses terapi
a.       Desenlisasi / pengalihan
b.      Teknik relaksasi
c.       Asertif training
d.      Reforcemen/memberikan penghargaan
e.       Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi , self evaluasi , self reforcemen.
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien :
1.      Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah
2.      Penggalakan latihan
b.      Terapis :
1.      Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
2.      Membantu mengembangkan hirarki perilaku
3.      Menguatkan perilaku yang diinginkan
G.    Model Medikal
1.      Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia . faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.
2.      Proses terapi
a.       Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek
b.      Terapi suportif
c.       Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan efek terapi
b.      Terapis :
1.      Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal
2.      Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ
3.      Menentukan pendekatan terapeutis

Inti Model Medikal

Medikal

Penyebab
 

Penyakit

Masalah kesehatan

Pengobatan

H.    Model Keperawatan
1.      Konsep
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial denagan model pendekatan berdasarkan teori sistem , teori perkembangan , teori interaksi , pendekatan holistik dan teori keperawatan. Fokus pada :
a.       Rentang sehat sakit
b.      Teori dasar keperawatan
c.       Tindakan keperawatan
d.      Hasil tindakan
2.      Proses terapi
a.       Proses keperawatan
b.      Terapi keperawatan : terapi modalitas
3.      Peran pasien dan terapis
a.       Pasien : mengemukakan masalah
b.      Terapis : memfasilitasi dan membantu menyelesaikan


Inti Model Medikal 1

KEPERAWATAN
 

VULNERBILITI
(individu yang mudah mengalami gangguan)

RESIKO
 

RESPON MANUSIA

ASKEP



Makalah Keperawatan Jiwa
“ KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar