BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses
keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi
optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk
dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan
tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri
dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat
diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia
secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi
dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan
interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan
interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan.
Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk
mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien
belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi
berbagai masalah.
1.2 Tujuan
Supaya kita sebagai tenaga kesehatan memahami mengenai
masalah kesehatan jiwa dan bagaimana cara kita sebagai tenaga kesehatan
memberikan asuhan keperawatan kesehatan jiwa dalam menanggulangi masalah
kesehatan jiwa itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Dedinisi
Kesehatan dan Keperawan Jiwa
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta
mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
1) WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk
ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan
langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg
bersangkutan.
2) UU Kesehatan Jiwa No.13 Tahun 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras
dgn orang lain. Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional
didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang
siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan
oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan
kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,
mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu,
keluarga, kelompok komunitas ).
3) American Nurse Association
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada (
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang
berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat
berfungsi utuh sebagai manusia.
4) Yohada
Kes. Jiwa
adalah keadaan yg dinamis yg mengandung pengertian positif, yg dapat dilihat
dari adanya kenormalan tingkalaku, keutuhan kepribadian, pengenalan yg benar
dari realitas dan bukan hanya merupakan nkeadaan tanpa adanya penyakit,
gangguan jiwa dan kelainan jiwa.
2.2
Prinsip
Keperawatan Jiwa
1) Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu
bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan.
Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap
individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk
tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap
individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai
hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu
bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan
tindakan.
2) Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh
lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok,
komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan
strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal
yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
3) Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu,
setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat.
4) Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia
secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.
2.3
Ciri-ciri
Sehat Jiwa
1)
Bersikap positif terhadap diri sendiri
2)
Mampu tumbuh, kembang dan aktualisasi diri
3)
Mampu mengatasi stress dan masalah pada dirinya
4)
Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang di
ambil
5)
Persepsi realistic
6)
Menghargai perasaan dan sikap orang lain
7)
Menyusuaikan diri dengan lingkungan
2.4
Konsep Dasar
Kesehatan dan keperawatan Jiwa
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi :
1) Bagaimana perasaan anda terhadap diri
sendiri
2) Bagaimana perasaan anda terhadap orang
lain
3) Bagaimana kemampuan anda mengatasi
persoalan hidup anda Sehari - hari.
2.5
Tanda dan
Gejala Gangguan Jiwa
Kapan seseorangg dikatakan mengalamai gangguan jiwa Normal dan Abnormal.
Gejala gangguan jiwa merupakan interaksi dari berbagai penyebab sebagai proses
penyesuaian terhadap stressor. Gejala gangguan jiwa dpt berupa gangguan pada :
1) Kesadaran
2) Ingatan
3) Orientasi
4) Efek dan emosi
5) Psikomotor
6) Intelegensi
7) Kepribadian
8) Penampilan
9) Proses pikir, persepsi
10) Pola hidup
2.6
Penyebab Terjadinya
Gangguan Jiwa
Walaupun gejala
utama terdapat pada unsur kejiwaan tapi penyebab utamanya mugkin di badan
(Somatogenik), di lingkungan sosial (Sosiogenik) atau psike (Psikogenik)
Penyebabnya tidak tunggal tapi beberapa penyebab yg terjadi bersamaan dan
saling mempengaruhi.
Secara umum
diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada otak tapi
tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari gangguan
jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental illness
pd diri seseorang. Reaksi tiap
orang terhadap stress berbeda-beda.
Beberapa
kemungkinan penyebab gangguan jiwa :
1)
Somatogenik
a)
Neuroanatomi
b)
Neurofiologi
c)
Neurokimia
d)
Tingkat perkembangan organik
e)
Faktor pre and perinatal
f)
Excessive secretion of the neurotransmitter nor
epineprine
2) Faktor Psikologik
a)
Interaksi ibu dan anak
b)
Peranan ayah
c)
Persaingan antar saudara kandung
d) Hubungan dalam keluarga, pekerjaan dan
masyarakat
e)
Kehilangan
f)
Kosep diri
g)
Pola adaptasi
h)
Tingkat perkembangan emosi
3) Faktor Sosial Budaya
a)
Kestabilan keluarga
b)
Pola asuh anak
c)
Tingak ekonomi
d)
Perumahan
e) Pengaruh rasial dan keagamaan, nilai-nilai
2.7
Fungsi
Perawat Kesehatan Jiwa dalam Upaya Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan
keperawatan secara langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi
ini dapat dicapai dengan aktifitas perawat kesehatan jiwa yaitu :
1)
Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang
ditata sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik
fisik, mental dan social sehingga dapat membentu penyembuhan pasien.
2)
Bekerja untuk mengatasi masalah klien “here and now”
yaitu dalam membantu mengatasi segera dan tiak itunda sehingga tidak terjai
penumpukan masalah.
3)
Sebagai model peran yaitu paerawat dalam memberikan
bantuan kepada pasien menggunakan dir sendiri sebagai alat melalui contoh
perilaku yang ditampilkan oleh perawat.
4)
Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien
merupakan hal yang penting. dalam hal ini perawat perlu memasukkan pengkajian
biologis secara menyeluruh dalam mengevaluasi pasien kelainan jiwa untuk
meneteksi adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat diatasi dengan
cara yang tepat.
5)
Member pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada
pasien, keluarga dan komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa,
gangguan jiwa, cirri-ciri sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, cirri-ciri
gangguan jiwa, fungsi dan ugas keluarga, dan upaya perawatan pasien gangguan
jiwa.
6) Sebagai perantara social yaitu perawat
dapat menjadi perantara dari pihak pasien, keluarga dan masyarakat alam
memfasilitasi pemecahan masalah pasien.
7) Kolaborasi dengan tim lain. Perawat dalam
membantu pasien mengadakan kolaborasi dengan petugas lain yaitu dokter jiwa,
perawat kesehatan masyarakat (perawat komunitas), pekerja social, psikolog, dan
lain-lain.
8) Memimpin dan membantu tenaga perawatan
dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada management
keperawatan kesehatan jiwa. Sebagai pemimpin diharapkan dapat mengelola asuhan
keperawatan jiwa an membantu perawat yang menjadi bawahannya.
9) Menggunakan sumber di masyarakat
sehubungan dengan kesehatan mental. Hal ini penting untuk diketahui perawat
bahwa sumber-sumber di masyarakat perlu iidentifikasi untuk digunakan sebagai
factor penukung dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada di
masyarakat.
2.8
Prinsip-Prinsip
Keperawatan Kesehatan Jiwa
1)
Roles and functions of psychiatric nurse : competent
care (Peran dan fungsi keperawatan jiwa : yang kompeten).
2)
Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang
terapeutik antara perawat dengan klien).
3)
Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model
keperawatan jiwa).
4)
Stress adaptation model of psychiatric nursing (model
stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa).
5)
Biological context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa).
6)
Psychological context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa).
7)
Sociocultural context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa).
8)
Environmental context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa).
9)
Legal ethical context of psychiatric nursing care
(keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa).
10) Implementing
the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses keperawatan :
dengan standar- standar perawatan).
11) Actualizing
the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi
peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional).
2.9
Hak-hak
Pasien Jiwa
1)
Hak untuk dihormati sebagai manusia
2)
Hak memperoleh privacy
3)
Hak untuk mempunyai kesempatan yg sama dan warga negara
lainnya dlm pelayanan kesehatan pendapatan, pendidikan pekerjaan perumahan,
transportasi dan hokum
4)
Hak untuk mendapatkan informasi, pendidikan dan
training ttg G.jiwa, pengobatan perawatan dan pelayanan yg tersedia
5)
Hak untuk bekerja atau berinteraksi dgn tenaga
kesehatan, khususnya dlm pengambilan keputusan sehubungan dgn tretment,
perawatan dan rehabilitasi
6)
Hak untuk complain
7)
Hak untuk mendapatkan advocacy
8)
Hak untuk menghubungi teman dan saudara
9)
Hak mendapatkan pelayanan yg mempertimbangkan budaya,
agama dan jenis kelamin
10) Hak
untuk hidup, bekerja dan berpartisipasi dlm masyarakat tanpa diskriminasi
2.10
Pelayanan Keperawatan Komprehensif
1) Pencegahan Primer
Target
pelayanannya yaitu anggota masayarakat yang belum mengalami gangguan sesuai
dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.
Aktivitas
a) Program pendidikan kesehatan, program
sosialisasi, manajmen stres dan persiapan menjadi orang tua.
b) Program dukungan sosial
c) Program pencegahan penggunaan obat.
2) Pencegahan Sekunder
Target
pelayanannya yaitu anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan
tanda-tanda masalah psikososial atau gangguan jiwa.
Aktivitas
a) Menentukan kasus sedini mungkin
b) Melakukan skrining dan langkah-langkah
lanjut
c) Follow up
3) Pencegahan Tersier
Target
pelayanannya yaitu masayarakat yang sudah mengalami gangguan jiwa pada tahap
pemulihan.
Aktivias
a) Program dukungan sosial dan menggerakkan
sumber-sumber di masyarakat
b) Program rehabilitasi dengan memberdayakan
pasien dan keluarga hingga mandiri
c) Program pencegahan stigma.
2.11
Konseptual Model Keperawatan Kesehatan Jiwa
|
Model
|
View of behavioral deviation
|
|
Therapeutic process
|
Roles of a
patient & therapist
|
|
Psychoanalytical
(freud, Erickson)
|
Ego tidak mampu mengontrol ansietas, konflik tidak selesai
|
|
Asosiasi bebas & analisa mimpi
Transferen untuk memperbaiki
traumatic masa lalu
|
Klien: mengungkapkan semua pikiran & mimpi
Terapist : menginterpretasi
pikiran dan mimpi pasien
|
|
Interpersonal
(Sullivan, peplau)
|
Ansietas timbul & dialami secara interpersonal, basic fear is fear of
rejection
|
|
Build feeling security
Trusting relationship & interpersonal satisfaction
|
Patient: share anxieties
Therapist : use empathy & relationship
|
|
Social
(caplan,szasz)
|
Social & environmental factors create stress, which cause anxiety
&symptom
|
|
Environment manipulation & social support
|
Pasien: menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat
Terapist: menggali system social klien
|
|
Existensial
(Ellis, Rogers)
|
Individu gagal menemukan dan menerima diri sendiri
|
|
Experience in relationship, conducted in group
Encouraged to accept self & control behavior
|
Klien: berperan serta dalam pengalaman yang berarti untuk mempelajari diri
Terapist: memperluas kesadaran
diri klien
|
|
Supportive Therapy
(Wermon,Rockland)
|
Faktor biopsikososial &
respon maladaptive saat ini
|
|
Menguatkan respon koping adaptif
|
Klien: terlibat dalam identifikasi coping
Terapist: hubungan yang hangta
dan empatik
|
|
Medical
(Meyer,Kreaplin)
|
Combination from physiological, genetic, environmental & social
|
|
Pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik & teknik
interpersonal
|
Klien: menjalani prosedur
diagnostic & terapi jangka panjang
Terapist : Therapy, Repport effects,Diagnose illness, Therapeutic
Approach
|
Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka
dapat dikelompokkan ke dalam 6 model yaitu:
1)
Psycoanalytical
(Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi
pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak
nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego)
untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich),
akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini
adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya
ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara
sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata, dilarang dengan
kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya.
Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode
asosiasi bebas dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa
lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan
tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn
pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal
dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.
Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua
pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi
pikiran dan mimpi pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment
atau pengkajian mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap
bermakna pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi,
diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa
pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah
terjalin trust (saling percaya).
2) Interpersonal (
Sullivan, peplau)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias
muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety).
Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan
dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut
seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang
sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build
Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting
Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling
percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien
merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties
(berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang
biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist
use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut
merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal
yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.
3) Social ( Caplan,
Szasz)
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan
jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan factor
lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and
environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep
model ini adalah environment manipulation and social support ( pentingnya
modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini
adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di
masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri.
Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana
dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
4) Existensial (
Ellis, Rogers)
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau
gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri
dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan
individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup
orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience
in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self
assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in
group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau
feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and
control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk
berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari
dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi
aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien
melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
5) Supportive
Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor
biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi
masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya
mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan
bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah
bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan
pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab
gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi
pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa
lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon
copinh adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan
apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative
pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan
identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist
berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk
menyiapkan coping klien yang adaptif.
6) Medica ( Meyer,
Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul
akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan
factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui
pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal.
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi,
laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis
pendekatan terapi yang digunakan.
2.12
Peran Perawat Kesehatan Jiwa
1)
Pengkajian
yg mempertimbangkan budaya
2) Merancang dan mengimplementasikan
rencana tindakan
3) Berperan serta dlm pengelolaan kasus
4) Meningkatkan dan memelihara
kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental - penyuluhan dan konseling
5) Mengelola dan mengkoordinasikan
sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan
pembuat kebijakan
6) Memberikan pedoman pelayanan
kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesehatan Jiwa adalah
Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Secara umum
diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada otak tapi
tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari gangguan
jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental illness
pd diri seseorang.
Prinsip Keperawatan Jiwa
1)
Manusia
2)
Lingkungan
3)
Kesehatan
4)
Keperawatan
Kesehatan jiwa meliputi :
1) Bagaimana perasaan anda terhadap diri
sendiri
2) Bagaimana perasaan anda terhadap orang
lain
3) Bagaimana kemampuan anda mengatasi
persoalan hidup anda Sehari - hari.
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan
keperawatan secara langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi
ini dapat icapai dengan aktifitas perawat kesehatan jiwa yang membantu upaya
penanggulangan maslah kesehatan jiwa.
3.2
Saran
Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi
dan perannya dalam penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah
kesehatan jiwa yang ada serta upaya penanganannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi
Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta:
EGC.
Stuart, Gail W.2007.Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Suliswati, 2005. Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep,Iyus.2007. Keperawatan
Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar